Selasa

Sarapan itu penting Lho....

Sarapan pagi adalah hal terpenting yang sering kali terlupakan. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan dipagi hari yang menyebabkan sebagian orang tidak memperhatikan pentingnya sarapan pagi. Pada dasarnya sarapan pagi merupakan sebuah suplemen untuk mengawali sebuah  kegiatan  karena dengan sarapan pagi  sama saja dengan memberi otak bahan bakar untuk meningkatkan konsentrasi. dengan begitu saat beraktifitas dapat memperbaiki dan menjaga tubuh agar tetap dalam penampilan mental terbaik.selain itu manfaat sarapan pagi ialah Menghindari Makan Tak Terkontrol . Sarapan dengan baik akan menjaga tubuh dari rasa lapar berlebih, dimana ini dapat mencegah diri agar tidak makan berlebihan di siang harinya. Makanan yang dikonsumsi saat sarapan mampu menahan lemak dan kalori tinggi dari makanan sepanjang hari. Jika meninggalkan sarapan, akan cenderung mengalihkan rasa lapar dengan ngemil sepajang pagi hingga menjelang makan siang. Dan hal ini akan menjadi factor pendorong untuk mencari pelarian lain pada kopi, atau minuman yang mampu meningkatkan energi. Sarapan dipertimbangkan sebagai waktu makan yang penting karena mengganti waktu malam yang tak terisi makanan serta menambah kebutuhan gula dalam tubuh. Gula adalah sumber energi yang diserap dari karbohidrat yang terkandung dalam makanan pada saat sarapan pagi, setelah tak mengkonsumsi makanan selama 12 jam, zat gula dalam tubuh akan turun ketingkat yang paling rendah. Kemudian gula tersebut akan digantikan dengan melepas zat gula yang telah ditimbun di lapisan otot dan liver, yang disebut glycogen. Zat gula tersebut dapat kita peroleh dengan mengkonsumsi nasi atau pun dengan mengkonsumsi Roti. Sehingga dapat Menambah Esensial Nutrisi Dan Tingkat Keseluruhan Energi.
            Kali ini saya akan membahas tentang hasil olahan roti, karena Roti tawar yang tadinya dianggap sebagai makanan para sinyo dan noni Belanda di zaman penjajahan, kini sudah jadi makanan pokok kedua setelah nasi. Kandungan gizi produk olahan dari tepung ini unggul dibandingkan dengan nasi dan mi. Bahkan ada jenis roti, yang selain kaya serat, mengandung omega-3 yang berfungsi sebagai penangkal berbagai penyakit degeneratif.  Di dalam ilmu pangan, roti dikelompokkan dalam produk bakery, bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, kraker, dan pie. Di dalam kelompok bakery, roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan paling populer di jagat raya hingga saat ini. Sama halnya seperti di belahan dunia lain, budaya makan roti juga berkembang di Indonesia. Memang, mula-mula hanya pada kelompok masyarakat tertentu. Itu pun sebatas sebagai pengganti nasi pada saat sarapan pagi, yang umumnya disajikan bersama-sama dengan telur dadar atau segelas susu. Fenomena ini kemudian menjalar ke kelompok masyarakat sibuk, yaitu yang harus terburu-buru ke tempat kerja. Dalam kondisi demikian, setangkap roti isi selai dan mentega atau keju menjadi pilihan sarapan pagi paling praktis, yang bisa dimakan di mobil dalam perjalanan ke kantor.
Komposisi roti tawar umumnya terdiri dari 57 persen tepung terigu, 36 persen air, 1,6 persen gula, 1,6 persen shortening (mentega atau margarin), 1 persen tepung susu, 1 persen garam dapur, 0,8 persen ragi roti (yeast), 0,8 persen malt dan 0,2 persen garam mineral. Berdasarkan kadar proteinnya, terigu dibedakan atas terigu tipe kuat (hard wheat), tipe sedang (medium wheat), dan tipe lemah (soft wheat).  Roti umumnya dibuat dari tepung terigu kuat. Maksudnya tepung mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah halus, tekstur lembut, volume besar, dan mengandung 12-13 persen protein. Kandungan protein pada terigu tipe kuat paling tinggi dibandingkan dengan terigu tipe lainnya. Dalam pembuatan roti, penggunaan terigu tipe kuat lebih disukai karena kemampuan gluten (jenis protein pada tepung terigu) yang sangat elastis dan kuat untuk menahan pengembangan adonan akibat terbentuknya gas karbondioksida (CO2) oleh khamir Saccharomyces cereviseae.  Semakin kuat gluten menahan terbentuknya gas CO2, semakin mengembang volume adonan roti. Mengembangnya volume adonan mengakibatkan roti yang telah dioven akan menjadi mekar. Hal ini terjadi karena struktur berongga yang terbentuk di dalam roti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar